Pengikut

Kamis, 24 Januari 2013

KELOMPOK SOSIAL



 A.   Pengertian Kelompok Sosial
Secara sosiologis pengertian kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Disamping itu terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai kelompok sosial.
Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
B.    Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:
  1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
  2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya 
C.    Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial
Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi. Untuk itu, setiap himpunan manusia agar dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
  2. Ada kesamaan faktor yang dimiliki anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan antara mereka bartambah erat. Faktor-faktor kesamaan tersebut, antara lain
    • Persamaan nasib
    • Persamaan kepentingan
    • Persamaan tujuan
    • Persamaan ideologi politik
    • Persamaan musuh
    3. Kelompok sosial ini berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
  3. Kelompok sosial ini bersistem dan berproses.
D.   Macam-Macam Kelompok Sosial
1.    Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial
Menurut Soerjono Soekanto dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
a.    Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian monad dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya, pola interaksinya juga berbeda.
b.    Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok
Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Hal ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan, atau negara, di mana anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan erat.
c.     Berdasarkan kepentingan dan wilayah
Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi (association) adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu.
d.    Berdasarkan kelangsungan kepentingan
Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
e.    Berdasarkan derajat organisasi
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut.
  1. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama, misalnya kelompok umur.
  2. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia).
  3. Kelompok sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family)
  4. Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang sama. Misalnya, orang yang sedang menonton sepak bola.
  5. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya perusahaan.
2.    Kelompok Sosial dipandang dari Sudut Individu
Pada masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai satu kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya. Namun, ia juga menjadi anggota beberapa kelompok sosial sekaligus. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini biasanya didasari oleh kekerabatan, usia, jenis kelamin, pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial tersebut akan memberikan kedudukan dan prestise tertentu. Namun yang perlu digarisbawahi adalah sifat keanggotaan suatu kelompok tidak selalu bersifat sukarela, tapi ada juga yang sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota kelompok di tempatnya bekerja, Pak Tomo juga anggota masyarakat, anggota perkumpulan bulu tangkis, anggota Ikatan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban masyarakat Jawa dan sebagainya.
3.    In-Group dan Out-Group
Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar (out group) karena aku berada di luarnya.
In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka mereka adalah musuh sehingga merekapun bereaksi.
Pada masyarakat modern, setiap orang mempunyai banyak kelompok sehingga mungkin saja saling tumpang tindih dengan kelompok luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan siswa baru sebagai kelompok luar, tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga mereka pun bersatu untuk mendukung tim sekolah kesayangannya.
4.    Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.
Di dalam kelompok primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-harapan, dan kecemasan-kecemasan, berbagi pengalaman, mempergunjingkan gosip, dan saling memenuhi kebutuhan akan keakraban sebuah persahabatan.
Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya.
5.    Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft) dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Secara umum ciri-ciri paguyuban adalah:
  1. Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra
  2. Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi
  3. Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”
Di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban berikut.
  1. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.
  2. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.
  3. Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk  gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.
Ciri-ciri hubungan paguyuban dengan patembayan dapat diketahui dari tabel berikut:
Paguyuban
Patembayan
Personal Informal
Tradisional
Sentimental
Umum
Impersonal Formal, kontraktul
Utilitarian
Realistis, “ketat”
Khusus

6.    Formal Group dan Informal Group
Menurut Soerjono Soekanto, formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha demi tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus.
Organisasi biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme administratif. Misalnya, sekolah terdiri atas beberapa bagian, seperti kepala sekolah, guru, siswa, orang tua murid, bagian tata usaha dan lingkungan sekitarnya. Organisasi seperti itu dinamakan birokrasi. Menurut Max Weber, organisasi yang didirikan secara birokrasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa posisi yang merupakan tugas-tugas jabatan.
  2. Posisi dalam organisasi terdiri atas hierarki struktur wewenang.
  3. Suatu sistem peraturan memengaruhi keputusan dan pelaksanaannya.
  4. Unsur staf yang merupakan pejabat, bertugas memelihara organisasi dan khususnya keteraturan organisasi.
  5. Para pejabat berharap agar hubungan atasan dengan bawahan dan pihak lain bersifat orientasi impersonal.
  6. Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karier.
Sedangkan pengertian informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali. Dasar pertemuan-pertemuan tersebut adalah kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama. Misalnya klik (clique), yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik antaranggota yang biasanya hanya “antarakita” saja.
7.    Membership Group dan Reference Group
Mengutip pendapat Robert K Merton, bahwa membership group adalah suatu kelompok sosial, di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi anggota TNI, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki lembaga pendidikan militer. Namun, ia bertingkah laku layaknya seorang perwira TNI meskipun dia bukan anggota TNI.
8.    Kelompok Okupasional dan Volunteer
Pada awalnya suatu masyarakat, menurut Soerjono Soekanto, dapat melakukan berbagai pekerjaan sekaligus. Artinya, di dalam masyarakat tersebut belum ada pembagian kerja yang jelas. Akan tetapi, sejalan dengan kemajuan peradaban manusia, sistem pembagian kerja pun berubah. Salah satu bentuknya adalah masyarakat itu sudah berkembang menjadi suatu masyarakat yang heterogen. Pada masyarakat seperti ini, sudah berkembang sistem pembagian kerja yang didasarkan pada kekhususan atau spesialisasi. Warga masyarakat akan bekerja sesuai dengan bakatnya masing-masing. Setelah kelompok kekerabatan yang semakin pudar fungsinya, muncul kelompok okupasional yang merupakan kelompok terdiri atas orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok semacam ini sangat besar peranannya di dalam mengarahkan kepribadian seseorang terutama para anggotanya.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi, hampir tidak ada masyarakat yang tertutup dari dunia luar sehingga ruang jangkauan suatu masyarakatpun semakin luas. Meluasnya ruang jangkauan ini mengakibatkan semakin heterogennya masyarakat tersebut. Akhirnya tidak semua kepentingan individual warga masyarakat dapat dipenuhi.
Akibatnya dari tidak terpenuhinya kepentingan-kepentingan masyarakat secara keseluruhan, muncullah kelompok volunteer. Kelompok ini mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas jangkauannya tadi. Dengan demikian, kelompok volunteer dapat memenuhi kepentingan-kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara luas.
Beberapa kepentingan itu antara lain:
  1. Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan
  2. Kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda
  3. Kebutuhan akan harga diri
  4. Kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri
  5. Kebutuhan akan kasih sayang
E.    Kelompok Sosial yang Tidak Teratur

1.    Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah sekelompok individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk kerumunan menjadi:
a.    Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
Kerumunan ini dapat dibedakan menjadi:
1)    Khalayak penonton atau pendengar formal (formal audiences), merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti kampanye politik dan sebagainya.
2)    Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut.
b.    Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowd)
Kerumunan ini dibedakan menjadi:
1)    Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations).  Misalnya, orang yang sedang antri tiket, orang-orang yang menunggu kereta.
2)    Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu yang berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik. Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi.
3)    Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang terjadi karena ingin melihat kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat korban lalu lintas.
c.     Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (Lawless Crowd)
Kerumunan ini dibedakan menjadi:
1)    Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs), yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan.
2)    Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), yaitu kerumunan yang hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya, orang-orang yang mabuk.
2.    Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya. Alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang tajam sehingga kesatuan juga tidak ada.
F.    Masyarakat Setempat (Community)
Masyarakat setempat adalah suatu masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu. Faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota dibandingkan dengan interaksi penduduk di luar batas wilayahnya.
Secara garis besar masyarakat setempat berfungsi sebagai ukuran untuk menggaris bawahi kedekatan hubungan antara hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis tertentu. Akan tetapi, tempat tinggal tertentu saja belum cukup untuk membentuk suatu masyarakat setempat. Hal ini masih dibutuhkan adanya perasaan komunitas (community sentiment).
Beberapa unsur komunitas adalah:
1. Seperasaan
Unsur perasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut. Akibatnya, mereka dapat menyebutnya sebagai “kelompok kami” atau “perasaan kami”.
2. Sepenanggunan
Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok.
3. Saling memerlukan
Individu yang bergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada komunitas yang meliputi kebutuhan fisik maupun biologis.
Untuk mengklasifikasikan masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berhubungan, yaitu:
  1. Jumlah penduduk
  2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk
  3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
  4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan 
 selengkapnya untuk mendapatkan file materi ini silakan kalian dapatkan Disini


Selasa, 08 Januari 2013

Sosiologi Tentang Kelompok Sosial



A.      HAKIKAT KELOMPOK SOSIAL
1.       Pengertian kelompok sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki naluri untuk hidup bersama, berusaha untuk mempertahankan hidup,  Serta berusaha untuk meneruskan keturunan dan generasinya. Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain terjadi reaksi yang timbul dari hubungan sosial yang menyebabkan orang melakukan tindakan-tindakan untuk memberikan keserasian dengan tindakan orang lain. Hal itu karena manusia mempunyai dua keinginan pokok, yaitu:
a.                   Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain diseklilingnya (Masyarakat)
b.      Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk berhubungan dengan lingkungan maka pada akhirnya menimbulkan kelompok-kelompok sosial. Hubungan tersebut merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama yang berkaitan dengan timbal balik, saling memengaruhi dan kesadaran untuk saling tolong-menolong.
Menurut Ensiklopedia Bahasa Indonesia, kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok dapat memengaruhi perilaku para anggotanya dan diciptakan oleh anggota masyarakat.
Menurut pandagan sosiologi, kelompok diartikan sebagai suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Beberapa sosiolog memberi definisi tentang pengertian kelompok sosial diantaranya:
a.    Soerjono Soekanto
Kelompok sosil menurut Soerjono Soekanto adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.
b.   Paul B.Horfon
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
c.       Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren
Kedua ahli sosiologi tersebut mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang terdiri atas dua ata lebih manusia dan diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggota atau orang lain secara keseluruhan.
d.      Mayor Polak
Polak mengartikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang satu sama lain memilki hubungan sebagai sebuah struktur untuk memenuhi kepentingan bersama.
e.      Wila Huky
Kelompok sosial menurut Huky adalah suatu unit yang terdiri atas dua atau lebih yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
f.        George Homans
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membuat sesuatu keseluruhan yang terorganisir dan berhubungan secara timbal balik.
g.       Robrt K. Merton (Dalam Kamanto Sunarto), 131;2000)
Kelompok sosial merupakan sekelompok ornag yang saling berinteraksi sesuai dengan pola pola yang telah mapan.
h.      Bierstedt (Dalam Kamanto Sunarto, 130;2000)
Kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis, berhubungan satu dengan yang lain, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Berdasarkan pendapat beberapa sosiolog diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan kumpulan manusia yang memiliki persamaan ciri dan meiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang serta memilki persamaan dan kesadaran bersama akan keanggotaannya.
Dalam suatu kelompok sosial terdapat beberapa beberapa komponan dasar, yaitu:
a.       Pola perilaku sebagai perangkat kegiatan
b.      Pola interaksi
c.       Pola perasaan
d.      Hubungan timbal bali yang membentuk sistem sosial
2.       Syarat-syarat Kelompok Sosial
Kelompok sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat sangat beragam. Mereka memiliki ciri dan warna tersendiri yang membedakannya dengan kelompok lain. Kelompok sosial tidak dapat dipahami dengan melihat perbedaan kualitas dan ciri keanggotanya saja. Kelompok sosial dapat dipahami melalui struktur yang ada didalamnya sebagai suatu sistem yang utuh. Orang-orang yang berada dan menjadi anggota suatu kelompok harus tunduk dan taat terhadapat berbagai morma atau kaidah sosial yang berlaku. Dengan demikian, masing-masing anggota mencerminkan kepentingan kelompoknya.
Suatu kelompok dikatakan berstruktur apabila  didalamnya ada syarat-syarat khusus, yaitu:
a.       Memiliki peranan-peranan sosial yang menjadi aspek dinamis dan struktur.
b.      Adanya sistem dari situs-situs para anggotanya,seperti adanya susunan pengurus.
c.       Berlakunya nilai dan norma-norma untuk mempertahankan kehidupan kelompoknya.
Ada kelompok yang tidak berstruktur. Kelompok yang tidak memiliki struktur disebut sebagai kolektivitas, misalnya pemuda yang berkumpul ditepi jalan. Sedangkan kelompok yang berstruktur banyak sekali, misalnya persatuan wartawan, persatuan guru,persatuan haji, dan persatuan artis.
Menurut Soerjono Soekanto, kelompok manusia baru nisa dikatakan sebagai kelompok sosial jika terdapat syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Adanya kesadaran dari anggota kelompk bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok
b.      Adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompk
c.       Adanya kesamaan tujuan yang dimiliki oleh anggota kelompok.
d.      Adanya struktur, kaidah, dan pola perilaku.
3.       Ciri-ciri Kelompok Sosial
Apabila kita amati secara cermat, dalam kehidupan ini sering kali kita jumpai kumpulan-kumpulan manusia diberbagai tempat. Misalnya, kumpulan manusia ditengah antrian karcis dan sebagainya. Kumpulan-kumpulan manusia tersebut merupakan suatu kelompok manusia, tetapi bukan merupakan suatu kelompok sosial.
Suatu kelompok manusia bisa disebut sebagai kelompok sosial ketika telah memenuhi kriteria dan ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
b.      Memilki struktur sosial, terdiri atas peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya dalam mencapai tujuan kelompok.
c.       Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
d.      Memiiki faktor pengikat, seperti kesamaan nasib,kesamaan kepentingan,kesamaan ideologi,atau kesamaan tujuan.
e.      Adanya interaksi dan komi=unikasi diantara para anggotanya.
C. TAHAP DAN PROSES PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL
            Masyarakat pada dasarnya merupakan kumpulan dari kelompok-kelompok sosail yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relative lama sehingga menghasilkan kebudayaan. Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa masyarakat adalah kelompok social yang telah mengalami perkembangan dan dimulai dari kelompok-kelompok social yang kecil yang saling berinteraksi dan bekerja sama sehingga terbentuklah komunitas.
            Beberapa contoh kelompok social dalam masyarakat multikultular, diantaranya kelompok keluarga,keluarga kekerabatan,kelompok okupasional,dan kelompok volunteer.
1.      Keluarga
Keluarga adalah kelompok sosila terkecil yang dapat kita jumpai didalam setiap masyarakat.keluarga batih/somah/inti/umpi/segitiga abadi (nuclear family) adalah kelompok social yang terdiri atas suami istri anak-anak yang belum menikah dan anak angkat yang ditandai oleh tempat tinggal yang sama.setiap keluarga batih akan berkembang menjadi kelompok kekerabatan sejalan dengan besarnya para anggota keluarga batih.
2.      Kelompok kekerabatan
Kelompok kekerabtan merupakan kelompok social yang anggota-anggotanya mempunyai hubungan darah atau persaudaraan, dan kelompok kekerabatan ini merupakan cikal bakal dari suatu masyarakat. Kelompok kekerabatan dalam masyarakat multikultular Indonesia, di antaranya:
a.       Kekerabatan bilateral adalah kekekrabatan yang menghitungkan hubungan kekerabatan melaui pihak ayahmaupun pihak ibu, sehingga melalui dua pihak. Kekerabatn bilateral disebut juga kekerabatan parental. Dalam susunan kekerabatan bilateral bahwa semua kerabat, baik dari pihak ayah maupun pihak ibu termasuk jedalam lingkungan kerabat seseorang. Kerabat bilateral pada umumnya terdapat pada masyarakat sunda dan masyarakat jawa.
b.      Kekerabatan unilateral, adalah kekerabatan yang menghitung kekerabatn melalui pihak ayah saja, bergantung pada cara berhitung kekerabtan patrilineal an kekerabtan matrilineal.
1.      Kekerabatan patrilineal, adalah menghitung kekerabatan melalui pihak ayah saja. Contohnya, masyarakat batak tapanuli. Dalam masyarakat tersebut bahwa kelompok keluarga itu disebut marga, dan orang-orang yang semarga secara adat disebut keluarga. Oleh karena itu, seorang pemuda dan seorang gadis yang semarga tidak boleh melangsungkan pernikahan, meskipun sebetulnya merekan itu secara pertalian darah tidak bersaudara
2.      Kekerabatan matrilineal, adalah menghitung kekerabatan melalui pihak dari ibu saja. Contohnya, orang minangkabau di Sumatra barat. Salah satu kelompok kekerabatan di lingkungan ini dinamakan suku, dan orang-orang yang sesuku secara adat dianggap bersaudara.
Kelompok kekerabatan memengan peranan penting terhadap kepribadian seseorang sehingga secara tradisonal mempunyai fungsi yang sangat relevan dalam mengarahkan pergaulan hidup, pada masyarakat yang masih bersaudara, fungsi kelompok kekerabtan masih sangat kuat dan tentunya berbeda debgan masyarakat modern yang sudah komplek.
Dalam kehidupan social, kelompok kekerabatan berpusat pada tradisi kebudayaan yang telah dipelihara secara turun-menurun, sehingga sulit untuk mengubah tradisi tersebut.
Kelompok kekerabatan yang semakin beasr jumlahnya yang tersebar diberbagai tempat dan berkembang menjadi suatu kelompok etnis (suku bangsa).
Dalam masyarakat multikultular, kelompok etnis merupakan salah satu kelompok social yang mewarnai kehidupan masyarakatnya. Kelompok-kelompok social yang berlatar belakang etmnis ini tumbuh dan berkembang dengan menampilkan identitasnya sendiri. Kadang juga terjadi gesekan-gesekan social yang diakibatkan keanekaragaman kelompok netnis tersebut.
3.      Kelompok okupasional (kelompok pekerja sejenis)
Kelompok kekerabatan merupakan kelompok masyarakat homogeny yang menganut nilai-nilai, norma-norma ataupun tingkah laku yang relative sama sehingga pembagian kerja dilakukan secara sederhan berdasarkan pada tradisi dan perbedaan jenis kelamin. Pada masyarakat yang masih sederhana, spesialisasi pekerja belum Nampak, tapi tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar tertutup dari pengaruh luar.
Ketika kelompok kekerabatan mendapat pengaruh dariluar, maka kelompok tersebut berkembang menjadi suaru masyarakat yang heterogen. Dalam masyarakat yang heterogen akan timbul spesialisasi pekerjaan atas dasar bakat dan kemampuan. Dalam perkembangan selanjutnya, spesialisasi semakin berkaembang lebih khusus lagi, bahkan dalam industrialisasi menuntut para pekerja dpat mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan bertanggung jawab pada satu jenis pekerjaan saja, sehingga muncullah orang-orang yang sangat ahli dalam satu jenis pekerjaan, tetapi kurang mampu mengerjakan pekerjaan lain. Dengan demikian, fungsi kelompok tradisonal menjadi menjadi memudar digantikan kelompok okupasional. Kelompok okupasional merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis.
Dalam masyarakat yang semakin berkembang, muncul lembaga-lembaga pendidkan tertinggi yang menghasilkan orang-orangyang terampil dan menguasai ilmu pengetahuan yang dipelajarinya melalui keahlianya mereka membantu masyarakat untuk melakuakn fungsi-fungsi tertentu. Oleh sebab itu, muncullah kelompok profesi yang terdiri dari kalangan professional contohnya kelompok professional antara lain: kelompok pengacara, kelompok akuntansi, kelompok guru, kelompok dokter. Dan kelompok-kelompok professional lainnya.
4.      Kelompok volunteer(kelompok sukarelawan)
 dengan berkembang nya suatu masyarakat, maka suatu kepentingan para anggota masyarakat, baik yang maupun bersifat materi dan spiritual dapat dipenuhi secara sempurna, dan berakibat munculnya kelompok-kelompok volunter. Pada kelompok volunteer terdapat orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama namun tidak mendapatkan perhatian dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan daya jangkau masyarakat sangat-sangat semakin luas.dengan demikian, maka kelompok-kelompok volunter akan berusaha memenuhi segala macam kebutuhannya anggotanya secara mandiri. Kelompok volunter dapat berkembang menjadi kelompok yang mantap karena diakui masyarakat umum. Contohnya komite independen pemantau pemilu (KIPP).
D. MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
1. masyarakat pedesaan ( rural community)
a. pengertian dan unsure desa
            masyarakat desaa adalah salah satu bentuk perkembangan dari kelompok social pada masyarakat  yang multicultural di Indonesia, yang terdapat suatu kelompok social yang memiliki keunikan tersendiri. Bahkan dapat di katakan desa sebagai cirri khas bangsa Indonesia. Kelompok social semacam itu dapat dilihat pada kehidupan masyarakat desa, dimana masyarakat desa identik dengan masyarakat tradisional. Masyarakat desa merupakan sekelompok orang yang hidup bersama, berinteraksi dan memiliki hubungan yang erat dalam waktu yang relative lama, serta memiliki sifat-sifat yang hampir sama. Dengan kata lain, Bahwa corak kehidupan masyarakat desa adalah system kehidupan berkelompok atas dasar system kekeluargaan sangat di junjung tinggi. Mengenai ikatan hubungan erat tersebut, di sebabkan adanya kebiasaan, kepercayaan, dan tradisi yang sama.
Masyarakat desa pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Bahkan cara bertani mereka pun masih secara tradisional dan kurang efisien yang dikarenakan belum mengenal mekanisme dalam pertanian. Kehidupan ekonomi masyarakat desa hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja dan belum mengenal pasar. Sebagai besar keperluan masyarakatnya diambil dari alam, baik untuk makanan,alat pembakaran, obat-obatan ataupun aneka ragam perkakas.
Industry yang sering nampak pada masyarakat desa adalah kerajinan tangan , juga kerajinan yang menggunakan tanah liat sebagai bahan baku. Dalam masyarakat desa kedudukan agama sangatlah kuat dan kepercayaan terhadap hal-hal yang ghaib masih sangat kental.
Kepemimpinan masyarakat desa biasanya terpusat pada seorang kepala desa. Bahkan terkadang terdapat beberapa peranan dan kedudukan yang sulit untuk di pisahkan. Adapun secara geografis bahwa letak sebuah desa pada umumnya selalu jauh dari kota ataupun pusat-pusat keramaian. Desa-desa yang letaknya pada perbatasan kota mempunyai kemungkinan berkembang yang lebih banyak dari pada desa-desa yang berada di pedalaman. Di Indonesia tentang batas-batas desa pada umumnya belum begitu maju. Bahkan, yang dijadikan batas-batas tersebut adalah alam (natural,boundaries), sedangkan desa-desa yang penduduknya yang sudah bersawah sudah dapat kita lihat adanya batas buatan
Jadi, unsure letak akan sangat menentukan besar kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya. Daerah yang letaknya jauh dari perbatasan  kota akn mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas daerah tersebut merupakan titik pusat untuk penanaman tanaman pokok maupun tanaman perdagangan. Dalam perkembangannya tidak ada satu masyrakat pun yang benar-benar tertutup dunia luar. Tidak semua masyarakat desa adalah masyarakat tradiosional, sebab ada desa yang sedang dan bahkan berkembang, sebab mengalami perubahan kearah kemajuan dan meningalkan kebiasaan-kebiasaan tradisionalnya. Masyarakat desa yang telah berkembang dan menjadi masyarakat transisi dengan struktur social dan kebudayaan madya, telah mengenal deferensiasi dan strasifikasi social yang agak komplek dan hal tersebut biasanya karna pengaruh industrialisasi
B. potensi desa
Potensi desa meliputisumber-sumber alami dan sumber-sumber manusiawi. Semuanya itu terdapat dan tersimpan, serta diharapkan kemanfaatannya bagi nkelangsungan dan perkembangan suatu desa.potensi desa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1.      Potensi fisik meliputi:
a.       Iklim, mempunyai peranan penting bagi desa yang bersifat agraris
b.      Air, dalam artian sumber air keadaan dan tata airnya untuk kepentingan irigasi pertanian dan untuk keperluan sehari-hari
c.       Tanah, merupakan sumber tambang, sumber mineral dan sumber tanaman
d.      Manusia sebagai tenaga kerja pengelola tanah sebagai produsen dan sebagai konsumen
e.       Ternak dapat berfungsi sebagai sumber tenaga,sumber bahan makanan, dan sumber keuangan
2.      Potensi non-fisik meliputi:
a.       Aparatur or pamong desa  adalah sumber kelancaran dan tertibnya jalannya pemerintahan desa
b.      Masyarakat desa yang hidup secara gotong royong adalah suatu kekuatan produksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama
c.       Lembaga-lembaga social adalah pemberi bantuan social serta bimbingan dalam arti positif
C. moderensiasi desa dan industrialisasi desa
            Moderensiasi desa adalah suatu gerakan untuk merubah sikap mental masyarakat desa, perlunya diadakannya sebab sebagian masyarakat desa mencari nafkah dari bidang pertanian yang terletak dipedesaan. para petani biasanya mempunyai taraf hidup yang rendah, penduduk desa mudah jatuh dalam hutang dengan bunga yang tinggi. Dengan system izin yang berlaku dipedesaan, akn makin memperburuk lagi taraf hidup mereka yang memang sudah rendah tersebut. Keadaan meyedihkan yang berlarut-larut ini perlu diatasi. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menaikan taraf hidup para petani yaitu dengan industriarisasi desa yang merupakan salah satu program dalam rangka pelaksanana moderensiasi desa. Yang dimaksud industrialisasi desa adalah memberikan lapangan kerja   atau lapangan ekonomi baru selain yang bersifat agraris dan distribusi. Yang dimaksud kegiatan ekonomi adalah industry kerajinan yang selanjutnya dinamakan industry desa perananya adalah:
1.      Dapat mengubah cara berpikir dan melatih kedisiplinan kerja
2.      Dapat menghemat penguanaan dana
3.      Memberikan dorongan untuk berpindah kelapangan industry
4.      Membentuk bakat-bakat yang ada dimasyarakat
5.      Membantu penyebaran industry kedaerah-daerah pedesaan
6.      Untuk memenuhi permintaan konsumen, sebab perubahan selera konsumen yang tidak dapat dipenuhi oleh industry besar yang bekerja dengan hasil industri dasar
7.      Industry desa sebagai dasar untuk menuju ke industry besar
D. pengaruh perkembangan desa
1. pengaruh factor dalam
a. tingkat dan taraf  pengetahuan  warga desa
b. sumber air(sungai,sumur, atau curah hujan) yang cukup guna menghidupi manusia,hewan, dan  tanaman
c. sumber tanah( tanah produktif yang masih mempunyai tigkat kesuburan)
d. sumber tanaman desa(macam-macam tanaman yang dapat tumbuh dan berguan bagi   penduduk)
2. pengaruh factor luar (eksternal factor), misalnya:
            a. pengaruh topografi yaitu pengaruh terhadap pertambahan areal tempat kediaman penduduk.
            b. hubungan lalu lintas antar desa.
            c. jawatan atau instansi vertical yang mengurusi persoalan-persoalan desa.
e. cirri-ciri dan hambatan-hambatan industry desa.
Cirri-ciri umumnya adalah:
1.      Menggunakan modal yang relative kecil
2.      Sebagian besar pengerjaannya di kerjakan dengan manual/tangan
3.      Menggunakan peralatan yang sederhana dalam proses produksi
4.      Spesialisasi dan menejemen tidak mendalam
5.      Industry desa bersifat labour intensif.
6.      Tidak semua pekerjaan tetap, sebab ada pula yang merupakan pekerjaan sambilan, yakni saat waktu luang kerja di sawah dengan maksud untuk menambah pendapatan bagi buruh tani musiman.
Dalam memodernisasi desa, bahwa langkah awal yang harus di tempuh dengan sebaik-baiknya adalah industrialisasi desa pun tidak dapat berjalan dengan mulus seperti yang kita harapkan bersama, namun masih terdapat barbagai permasalahan sebagi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan tersebut. Hambatan industry desa yang dimaksud adalah masalah sifat tradisional, masalah modal dan masalah pemasaran.
3.      Masyarakat perkotaan ( urban community )
a.       Pengertian masyarakat kota
Masyarakat kota adalah salah satu bentuk perkembangan dari kelompok social. Masyarakat kota identik dengan masyarakat modern, karena sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya masa kini. Masyarakat kota relatif bebas dari pengaruh adat istiadat. Perkembangan masyarakat kota relative cepat karena adanya pengaruh dari luar yang membawa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi .
b.      Cirri-ciri masyarakat kota
1.      Kehidupan keagamaan relative longgar dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di masyarakat pedesaan. Hal ini dikarenakan cara berpikir masyarakat kota secara rasional dan didasarkan pada perhitungan eksakta. Cara kehidupan masyarakat kota cenderung kea rah keduniawaan, sedangkan masyarakat desa yang cenderung kearah kehidupan agamis.
2.      Adanya pembagian kerja yang tegas dan jelas, sehingga terdapat kecenderungan membentuk kelompok-kelompok kecil atas dasar pada pekerjaan yang sama, keahlian yang sama ataupun kedudukan yang sama. Hal demikian memungkinkan untuk mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat kota akan lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat desa.
3.      Masyarakat kota akan lebih menghargai waktu dibandingkan dengan masyarakat desa.
4.      Mobilitas masyarakat perkotaan tinggi maka perubahan-perubahan social tampak lebih nyata daripada masyarakat pedesaan.
5.      Musim dan cuaca kurang berpengaruh terhadap aktifitas masyarakat  kota, berbeda dengan masyarakat pedesaan yang menggeluti di bidang pertanian
6.      Jarak antara rumah dengan tempat kerja relative jauh.
7.      Mata pencahariaan pada umumnya non-agraris.
8.      Lingkungan pekerjaan tertutup
9.      Penduduk relative padat disbanding dengan penduduk desa
10.  Fasilitas transportasi, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan lain sebagainya lebih baik dibandingkan dengan masyarakat pedesaan
11.  Stratifikasi social sangat heterogen
12.  Lembaga-lembaga social cukup banyak dan kompleks
13.  Sifat masyarakatnya patembayan
14.  Control social berdasarka hukum
c.       Perkembangan masyarakat kota
Secara umum, bahwa perkembangan kota sangatlah dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya pendidikan, urbanisasi, komunikasi dan informasi
Factor-factor yang pendorong desa untuk terjadinya urbanisasi, di antaranya:
1.      Sempitnya lapangan pekerjaan di pedesaan
2.      Di desa tidak banyak kkesempatan untuk menambah  pengetahuan
3.      Para generasi muda di desa mengkehendaki kebebasan dari kehidupan yang tradisional.
4.      Adanya keinginan untuk mengubah nasib. Sebagai faktor  penarik dari kota, untuk terjadi urbanisasi diantaranya:
a.       Pekerjaan di kota lebih banyak dan lebih bervariasi, dibandingkan pedesaan
b.      Kota menghimpun modal usaha yang lebih besar dan terkonsentrasi
c.       Sarana dan prasarana pendidikan lebih banyak dan lebih mudah didapat
d.      Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan tempat pergaulan hidup beraneka ragam manusia dan kelompok social
D. aspek-aspek perkembangan masyarakat kota
1. aspek social
            Kehidupan masyarakat kota berlandas kan pada adanya kepentingan yang sama nilai kontraktual, dan sangat displin terhadap waktu. Kehidupan masyarakat kota yang semakin berkembang dengan adanya organisasi-organisasi social dan kelompok-kelompok kepentingan. Pembagian kerja semakin jelas atas dasar keahlian seseorang. Stratifikasi social dalam masyarakat kota tidak hanya dinilai dari segi ekonomi saja, tetapi juga dari segi pendidikan. Status symbol menjadi suatu yang dicita-citakan masyarakat, mempengaruhi gaya hidup seseorang. Kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistik dan supranatural mulai ditingalkan.
2.Aspek ekonomi
            Perubahan dan perkembangan masyarakat kota dalam aspek ekonomi dapat dilihat dengan semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan , perbankan, dan pusat-pusat bisnis lainnya. Alat transaksi jual beli pun tidak hanya menggunakan uang secara tunai, melainkan menggunakan fasilitas kartu(kartu debet dan kredit), bahkan banyak pula yang menggunakan secar internet.
3.aspek politik
            Kehidupan politik masyarakat kota berjalan lebih dinamis disbanding dengan kehidupan politik masyarakat pedesaan. Masyarakat kota lebih kritis dan lebih berani mengungkapkan ketidak setujuan terhadap kebijaksanaan elit kekuasaan, bahkan kesadaran politik pun bagi anggota masyarakat kota semakin tinggi.
E.pola perkembangan masyarakat kota          
1.sentralisasi
            Suatu gejala untuk mengelompokan kegiatan manusia pada suatu titik utama yang akan menjadi central business district atau nucleus utama. Daerah-daerah ini merupakan pusat keramaian dari kota, baik diwaktu siang hari maupun sore hari. Namun akan sunyi di waktu malam hari,sebab fasilitas-fasilitas yang ada didaerah ini adalah kantor-kantor pemerintahan bank supermarket took serba ada yang besar-besar, danlain sebagainya
2.nukleasi
            Nukleasi keadaanya mirip dengan CBD, akan tetapi lebih kecil ukurannya. Sentralisasi menimbulkan nucleus-nukleus utama diberbagai tempat, sehingga kota tersebut mempunyai beberapa nucleus utama.
3.segregasi
            Kelompok-kelompok perumahan yang terpisah satu sama lainnya. Kelompok-kelompok ini akan membentuk daerah-daerah ekologis social,ekologis cultural, maupun ekologis ekonomis. Segregasitimbul disebabkan oleh:
A.    Perbedaan lingkungan kota maupun perbedaan lingkungan kampungan
B.     Perbedaan kekayaan
C.     Perbedaan fungsi
D.    Perbedaan ras
4.desentralisasi
            Suatu gejala untuk menjauhi titik utama. Dengan desentralisasi ini akan muncul nucleus-nukleus baru. Dari pola pergelompokan dan penyebaran unit-unit tersebut berarti kota akan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan.
F.fase perkembangan dan kemunduran kota
1.eopolis
            Pengelompokan  penduduk yang merupakan komunitas pedesaan
2.polis
            Pengabungan banyak desa-desa dasar kepentingan bersama pembangian kerja meluas,baik maupun pertanian dan industry kecil
3.metropolis
            Kota induk suatu wilayah, karena tergabung nyadaerah desa sekitar yang menjadi stelit kota kota pusat perdangangan maupun pusat administrasi.
4.megapolis
            Pemusatan kekayaan dan kekuatan produksi serta standarisasi yang dikuasai rezim ekonomi tertentu.
5.tiranpolis
            Tempat paratisme tindakan yang sewenang-wenang,dan pemerasan,sehingga banyak kekayaan dan kemiskinan
6.necropolis
            Merupakan kuburan dan kerangka kosong,sebab kota semakin mati. Akan tetapi realitanya bahwa tidak semuanyakota mesti mengikuti daur seperti itu.

SELENGKAPNYA BISA KALIAN UNDUH disini :D